Sudah menjadi pemandangan yang biasa jika mendapati ada banyak sampah berserakan. Bahkan, hingga membentuk gunungan sampah, yang baunya kadang tak dapat lagi ditahan. Seiring problema sampah yang semakin hari semakin menumpuk dan entah bagaimana baiknya untuk menanggulangainya. Banyak orang yang menulis tentang artikel kebersihan lingkungan, mereka bercerita tentang asal-usul sampah, tentang harapan-harapannya melihat lingkungan bersih dari sampah, bahkan tak sedikit mereka yang memberi solusi untuk mengurangi penumpukan sampah-sampah itu.
Apa boleh dikata, sampah sudah mengelilingi lingkungan kita. Artikel ini akan bercerita tentang sampah-sampah itu. Yang bukan lagi menggunung, namun kini telah menjadi lautan. Sehingga, kala musim hujan tiba, siap untuk membentuk jebakan-jebakan memampetkan sungai dan aliran-aliran air, hingga akhirnya terjadi banjir.
Berawal dari sampah, yang sering kita anggap gampang dan remeh. Dengan seenaknya, kita membuang plastik bekas makanan, membuang botol bekas minuman, membuang kantong plastik, kertas, sampah dapur, dan sampah lainnya tanpa beban. Tidak memikirkan akan menjadi apa sampah itu nantinya. Atau, pernahkah terpikirkan bahayanya sampah-sampah itu terhadap kehidupan kita?
Buang sampah pada tempatnya
Pepatah bilang “jika ingin mengubah orang lain, mulailah dari diri sendiri”. Mungkin hal ini dapat diterapkan untuk mengurangi tumpukan sampah di pinggir-pinggir jalan. Mulailah dengan membuang sampah pada tempatnya. Jadikan hal itu suatu kebiasaan yang menyenangkan sehingga kita melakukannya tanpa harus terpaksa.
Ada banyak fasilitas yang menyediakan tempat-tempat untuk pembuangan sampah, baik itu di pinggir-pinggir jalan, mall, sekolah, kampus, atau tempat-tempat umum lainnya. Namun, mengapa ya, sampah yang kebanyakan ringan itu sepertinya berat untuk masuk ke dalam tongnya?
Akan lebih baik lagi jika kita membiasakan diri juga untuk memisah-misahkan sampah yang ada, yaitu sampah organik dan nonorganik. Misalnya, sampah-sampah yang mudah diurai, seperti sampah bekas potongan sayuran, makanan, atau daun-daunan bisa kita kubur sendiri di belakang rumah.
Begitu pula dengan sampah kertas, kalau masih bisa dibakar sendiri, mengapa tidak kita lakukan? Kecuali, mungkin untuk sampah plastik. Pemakaian plastik sebisa mungkin diperkecil karena sampah itu sulit untuk terurai.
Mendambakan lingkungan bersih
Sering kali kita melihat lingkungan negeri orang lain yang tampak bersih dan tertata rapi. Tak sungkan kita puji kebersihannya, lalu berkaca pada negeri sendiri yang kadang merasa sedih memperhatikannya. Kapankah lingkungan kita akan tampak bersih agar sedap dipandang mata? Dengan rumput yang menghijau, pohon-pohon tumbuh subur dan tertata, bebas dari sampah. Lingkungan yang bersih adalah dambaan setiap orang, bukan?
Bersih berarti sehat, menjaga kebersihan berarti menjaga kesehatan. Bersih diri saja tidak cukup. Jika lingkungan sekitar kita masih banyak yang belum bersih. Lingkungan juga dapat mencerminkan masyarakatnya. Karena itu, mari kita imbangi kecanggihan teknologi yang ada dengan kecanggihan menata lingkungan sekitar kita agar menjadi bersih. Supaya sungai-sungai itu tak lagi dipadati sampah-sampah, agar ikan dan makhluk hidup lainnya yang ada di dalamnya dapat hidup tenang. Dan, kita pun mungkin akan terhindar dari banjir karena tak akan ada lagi yang menghalangi aliran air itu untuk terus mengalir.
SUMBER :
http://www.anneahira.com/artikel-kebersihan-lingkungan.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar